Baterei merupakan
sel elektrokimia yang dapat mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik.
Pertama kali dibuat oleh Alessandro Volta pada tahun 1800, karena itu sel
baterei sering juga disebut sebagai sel
Volta. Meskipun suatu penemuan arkeologi, yaitu yang disebut dengan baterei Bagdhad, karena ditemukan di
Bagdhad, Irak, memberikan kemungkinan
bahwa baterai pernah dibuat jauh sebelum masa Alessandro Volta. Perbaikan
teknis yang dilakukan Daniell pada 1836, yaitu pada sel baterei yang kemudian
disebut dengan Sel Daniell, kemudian
menyebabkan produksi baterei meningkat sangat pesat karena menjadi sumber
energi listrik pada berbagai peralatan rumah tangga.
Terdapat dua tipe
sel baterei yang dikenal yaitu baterei
primer dan baterei sekunder. Baterei
primer merupakan sel baterei yang sekali pakai (disposable battery), sedangkan baterei sekunder merupakan sel
baterei yang didesain untuk dapat diisi kembali (rechargeable battery).
Suatu baterei
tersusun dari sejumlah sel Volta (bisa lebih dari satu sel Volta). Setiap sel
Volta tersusun dari dua setengah sel, yaitu sel katodik dan sel anodik, yang
terhubung secara seri oleh suatu elektrolit yang mengandung anion dan kation.
Skema satu sel Volta dapat dilihat pada Gambar 1.
Dalam sel Volta
terjadi reaksi redoks, reduksi-oksidasi, yaitu kation-kation mengalami reduksi
pada katoda, sedangkan anion-anion mengalami oksidasi pada anoda. Kedua
elektroda, yaitu katoda dan anoda tidak saling terhubung secara langsung,
tetapi terhubung secara elektrik melalui larutan elektrolit. Suatu pemisah (separator) antara setengah sel dipasang
untuk mencegah pencampuran elektrolit, tetapi pemisah tersebut masih bisa
melewatkan ion-ion antar setengah sel.
Gambar 1. Skema dari suatu sel Volta |
Berikut adalah
beberapa contoh baterai primer, yaitu:
1. Baterai Seng-Karbon.
Baterei ini tersusun atas kutub positif berupa batang karbon (carbon rod) yang dikelilingi oleh campuran mangan dioksida dan bubuk karbon.
Sedangkan kutub negatifnya berupa lembaran logam seng, yang juga berfungsi
sebagai wadah atau kontainer. Sedangkan yang digunakan sebagai elektrolit yaitu
pasta dari seng klorida dan amonium klorida dalam pelarut air. Baterei
Zink-Carbon ini merupakan baterei kering komersial yang pertama. Persamaan
(4.1) berikut menguraikan reaksi kimia yang terjadi dalam baterei Seng-Karbon:
Anoda :
Zn(s) ® Zn2+(aq) + 2e
Katoda :
2MnO2(s) + 2e + 2NH4Cl(aq) ® Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(aq)
+ 2Cl-
Cl- bereaksi dengan Zn2+
membentuk ZnCl2
Reaksi total : Zn(s) + 2MnO2(s)
+ 2NH4Cl(aq) ® Mn2O3(s) + Zn(NH3)2Cl2(aq)
+ H2O(l)
2. Baterei Merkuri.
Baterei ini disebut juga dengan merkuri oksida atau sel merkuri. Baterei ini
menggunakan seng, Zn, yang akan membentuk amalgam dengan merkuri, sebagai
anoda. Sedangkan katodanya yaitu baja (stainless
steel cylinder). Elektrolit yang dipakai dalam baterei merkuri ini adalah
merkuri(II)oksida, alkalin, natrium hidroksida atau kalium hidroksida. Potensial
yang dihasilkan satu sel baterei merkuri yaitu 1,35 volt. Baterei ini memiliki
umur simpan yang sangat lama yaitu 10 tahun. Reaksi sel yang terjadi dalam
baterei merkuri duiraikan dalam persamaan (4.2)
Katoda (+) : HgO(s) +H2O(l)
+2e ® Hg(l) + 2 OH-(aq)
Anoda (-) :
Zn(Hg)(s) + 2 OH-(aq) ® ZnO(s) +H2O(l)+ 2e
Total : Zn(Hg)(s) +HgO(s)
® ZnO(s) + Hg(l) (4.2)
Karena komponen utama
baterei ini adalah merkuri, maka penjualannya dilarang di beberapa negara.
Antara lain di beberapa negara di Eropa, sejak 1991 telah dilarang peredaran
baterei merkuri, karena kandungan merkurinya mencapai 25 mg. Sedangkan di
negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, pelarangan telah diberlakukan sejak
1992. Selanjutnya kemunculan baterei alkalin dan baterei perak oksida telah
menjadi alternatif Katoda (+) : HgO(s) +H2O(l)
+2e ® Hg(l) + 2 OH-(aq)
Anoda (-) :
Zn(Hg)(s) + 2 OH-(aq) ® ZnO(s) +H2O(l)+ 2e
Total : Zn(Hg)(s) +HgO(s)
® ZnO(s) + Hg(l) (4.2)
Karena komponen utama
baterei ini adalah merkuri, maka penjualannya dilarang di beberapa negara.
Antara lain di beberapa negara di Eropa, sejak 1991 telah dilarang peredaran
baterei merkuri, karena kandungan merkurinya mencapai 25 mg. Sedangkan di
negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, pelarangan telah diberlakukan sejak
1992. Selanjutnya kemunculan baterei alkalin dan baterei perak oksida telah
menjadi alternatifKatoda (+) : HgO(s) +H2O(l)
+2e ® Hg(l) + 2 OH-(aq)
Anoda (-) :
Zn(Hg)(s) + 2 OH-(aq) ® ZnO(s) +H2O(l)+ 2e
Total : Zn(Hg)(s) +HgO(s)
® ZnO(s) + Hg(l) (4.2)
Karena komponen utama
baterei ini adalah merkuri, maka penjualannya dilarang di beberapa negara.
Antara lain di beberapa negara di Eropa, sejak 1991 telah dilarang peredaran
baterei merkuri, karena kandungan merkurinya mencapai 25 mg. Sedangkan di
negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, pelarangan telah diberlakukan sejak
1992. Selanjutnya kemunculan baterei alkalin dan baterei perak oksida telah
menjadi alternatif pengganti
baterei merkuri.
3. Baterei Alkalin. Baterei ini merupakan
baterei primer yang kinerjanya tergantung pada reaksi antara seng dengan mangan
(IV) oksida.
Anoda : Zn(s)
+ 2OH-(aq) ® ZnO(s) + H2O(l) + 2e
Katoda :
2MnO2(s) + 2H2O(l) + 2e ® 2MnO(OH)(s) + 2OH-
Total : Zn(s) + 2 MnO2(aq) +
2H2O(l) ® Zn(OH)2(s) +
2MnO(OH)(s)
4. Baterai Litium. Terdapat dua tipe baterai
litium yaitu baterai litium sekali pakai ( sel primer) dan baterai litium yang
dapat diisi ulang (sel sekunder). Baterai litium sekali pakai yang paling umum
adalah baterai litium-mangan dioksida. Baterai ini menggunakan batang logam Li
sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda. Elektrolit yang digunakan
adalah garam litium terlarut dalam propilen karbonat dan dimethoxyetana.
Anoda :
Li ®Li+ + e
Katoda : MnO2 + Li+ +
e ® MnO2(Li+)
Total :
Li + MnO2 ® MnO2(Li+)
Berikut
adalah beberapa contoh dari sel Volta sekunder :
1. Baterai ion-litium. Baterai litium
jenis ini banyak digunakan dalam perangkat elektronika dan komputer, seperti
telepon genggam, laptop dan kamera digital. Baterai ini tidak menggunakan logam Li tetapi
menggunakan ion Li+. Dalam baterai ini terjadi proses perpindahan
ion Li+ dari elektroda satu ke elektroda yang lain melalui
elektrolit. Ion litium bergerak dari anoda ke katoda saat digunakan, kemudian
akan bergerak kembali dari katoda ke anoda saat dilakukan proses charging. Terdapat empat komponen utama
yang berperan dalam baterai ion litium yaitu elektroda positif, biasanya kobalt
oksida yang terinterkalasi Li+, elektroda negatif biasanya adalah
grafit, elektrolit
dan separator.
Katoda :
Li+(aq) + CoO2(s) + e ® LiCoO2(s)
Anoda : Li(s) ® Li+(aq) + e
Total :
Li(s) + CoO2(s) ® LiCoO2(s)
2. Baterai alkalin sekunder (re-chargeable alkaline battery). Komponen dalam baterai ini hampir
sama dengan baterai mangan, yaitu Zn sebagai anoda, MnO2 sebagai
katoda dan KOH sebagai elektrolit, sehingga reaksinya berlangsung dalam suasana
basa.
Katoda :
2MnO2 + H2O(l) + 2e ® Mn2O3(s) + 2OH-(aq)
Anoda : Zn(s) + 2OH-(aq)
® ZnO(s) + H2O(l) + 2e
Total : 2MnO2(s) + Zn(s)
® Mn2O3(s)
+ ZnO(s)
Sedangkan reaksi saat pengisian baterai adalah sebagai
berikut :
Mn2O(s)
+ ZnO(s) ® 2MnO2(s) + Zn(s)
3. Baterai timbal-asam (lead acid battery)
Baterai ini lebih dikenal dengan nama akumulator atau
‘accu’. Sel baterai ini terdiri dari elektroda Pb sebagai anoda dan PbO2
sebagai katoda dan H2SO4 sebagai elektrolit. Pada saat
pemakaian, elektroda Pb akan teroksidasi menjadi Pb2+, kemudian
bereaksi dengan SO42- dalam elektrolit untuk membentuk
PbSO4(s). Elektron-elektron yang dihasilkan dari anoda akan mengalir
melalui kawat sirkuit eksternal menuju katoda PbO2, kemudian
mereduksi PbO2 menjadi Pb2+ yang kemudian berikatan
dengan SO42- menjadi PbSO4. Secara ringkas reaksi elektrokimia
dalam sel baterai lead acid sbb:
Anoda : Pb(s)
® Pb2+ + 2e
Pb2+(aq) + SO42-(aq)
® PbSO4(s)
Total anodik: Pb(s) + SO42-(aq)
® PbSO4(s)
Katoda : PbO2(s)
+ 4H+(aq) + 2e ® Pb2+(aq) + 2 H2O(l)
Pb2+(aq) + SO42-(aq)
® PbSO4(s)
Total katodik: PbO2(s) + 4H+(aq)+
SO42-(aq) +2e ® PbSO4(s) + 2H2O(l)
Reaksi sel total: Pb(s) + PbO2(s) +
2H2SO4(aq) ® 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
Sedangkan reaksi saat pengisian adalah sbb:
2PbSO4(s)
+ 2H2O(l) ® Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
Voltase
open circuit dari suatu baterei
tergantung pada keadaan muatan dari reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi beterei tersebut. Misalnya dalam
baterei Pb-PbSO4 atau akumulator, yaitu baterei yang digunakan dalam
kendaraan bermotor, anodanya merupakan logam Pb dan katodanya adalah oksida Pb
dengan elektrolit berupa asam sulfat 6 M. Konsentrasi asam sulfat tersebut
sangat pekat, sehingga menyebabkan akumulator tersebut sangat berbahaya.
Anoda :
Pb + SO42- à PbSO4 + 2e Eao
= -0,356 V
Katoda :
PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e à PbSO4 + 2H2O Eko = 1,685 V
Reaksi sel : Pb + 2H2SO4 + PbO2
à 2PbSO4 + 2H2O Eo = 2,041 V
Sehingga tegangan open
circuit, VO, dari baterei Pb-PbSO4 tersebut dinyatakan
sbb:
Bagaimana
menghitung tegangan suatu baterei? Misalnya kita mempunyai baterei yang
tersusun dari dua logam yang berbeda, maka logam dengan potensial reduksi yang
lebih positif akan menjadi katoda. Sebagai contoh apabila baterei tersebut
tersusun dari logam seng dan besi, maka besi akan menjadi katoda, karena
ion-ion seng memiliki potensial reduksi -0,76 V, sedangkan seng memiliki
potensial standar reduksi -0,44 V. Karena seng memiliki potensial reduksi
negatif, maka akan bertindak sebagai anoda baterei, berarti logam seng akan
teroksidasi dan ion-ion besi akan tereduksi. Sehingga reaksi setengah sel dan reaksi total dari sel baterei
tersebut adalah sebagai berikut:
Zn(s)
à Zn2+(aq) + + 2e
E= +0,76 V (reaksi
setengah sel oksidasi)
Fe3+(aq)
+ 3e à Fe(s) E= -0,036 V ( reaksi setengah sel reduksi)
Tegangan
atau voltase sel adalah (+0,76 + (-0,036) V = + 0,724 V.